Powered by Blogger.

Kul-Syarief Mosque

Bincang Dalam Bilik

Dec 16, 2014

Diperkirakan waktu tempuh dari Moscow menuju Kazan dari tiket yang ada di tangan sekitar 12 jam perjalanan. Bagi kita itu sama seperti perjalanan dari Jakarta menuju Surabaya. Hampir sejauh sisi barat pulau Jawa menuju sisi timurnya. Tentu saja menjadi sebuah perjalanan yang tidak pendek. Namun bagi warga Rusia yang luas wilayahnya berpuluh kali lipat luas wilayah daratan kita, perjalanan ini masih dibilang dekat. Mereka pun terbiasa mengisi perjalanan pendek ini dengan berbincang-bincang sesama penumpang yang tadinya tidak kenal sama sekali.

Perkenalan dimulai dan saya mengenalkan nama saya dalam bahasa Inggris karena salah seorang penumpang menanyakannya dalam bahasa tersebut. Senyum selalu mengembang selama perbincangan ini. Mereka begitu antusias menjadikan saya sebagai objek pembicaraan, dalam hal yang positif tentunya. Sesekali mereka menceritakan tentang kehidupan mereka, pekerjaan mereka hingga situasi politik, saya kira, dalam bahasa ibu mereka.

Hari pertama yang walaupun belum sampai satu malam di tanah baru ini, ternyata kita harus sudah siap menjadi duta negara kita. Beragam pertanyaan mulai dari budaya dan kehidupan warga Indonesia datang bertubi-tubi. Melihat perangai saya yang masih berjenggot tipis, mereka mengira saya melanjutkan kuliah di Kazan karena di sana banyak Muslim. Saya pun lega mendengarnya karena mereka yang non-Muslim saja mengira seperti itu berarti kehidupan Muslim di Kazan cukuplah 'nyaman'. Wanita yang memeriksakan tiket tiba-tiba masuk sambil mengucapkan suatu kalimat. Ternyata dia menawarkan apakah kita ingin membeli minuman. Saya pun memesan sebotol air putih. Dengan gelas yang disediakan saya buka botol plastik dengan air bening yang dihargai 35 Ruble itu. Cukup kaget karena saat dibuka ada endusan gas yang keluar. Ternyata ini adalah air putih bergas, bukan air mineral. Setidaknya bisa memberikan kelegaan tenggorokan.

Perbincangan sempat teralih ketika saya mengeluarkan uang Ruble dari dompet. Uang pecahan lima puluh ribu Rupiah yang berwarna biru itu menarik perhatian warga Rusia di bilik Kupe ini. Saya pun mengeluarkannya untuk diperlihatkan kepada mereka. Cukup terkaget melihat nominal angka yang sangat banyak nolnya.  Yang menarik perhatiannya lagi adalah wajah tokoh pahlawan yang tergambar di satu sisi. Saya menceritakan bahwa pahlawan di Indonesia sangat penting peranannya dalam terbentuknya kemerdekaan negara. Saling berbagi sejarah pun dimulai.

Saya merasa pengetahuan sejarah saya sangatlah minim. Tidak begitu banyak yang bisa saya ceritakan. Ketika mereka bertanya apa pendapat saya tentang perang dunia kedua pun saya sempat terdiam lama. Bahkan mereka sempat berpikir saya ragu menjawab karena ketakutan akan dimarahi mereka. Mereka menerangkan bahwa kita hanya saling bertukar pendapat saja, tidak akan sampai menimbulkan emosi. Hingga mereka pun menceritakan bahwa sejak pertama kali mereka masuk sekolah, pengetahuan sejarah bangsa mereka dan dunia menjadi hal yang intens dipelajari. Agak berbeda dari yang saya rasakan sejak sekolah dahulu, sejarah seakan dianggap muatan yang hampir dikesampingkan.

Mereka sempat juga menceritakan tentang sejarah "Propaganda". Barat yang menggembar-gemborkan sisi Timur seakan di Timur sangatlah buruk, jahat dan tidak berperikemanusiaan. Sebaliknya di sisi Timur juga memberitakan sisi Barat dengan sifat yang sangat tidak manusiawi. Dua kekuatan adidaya yang saling berperang dingin, melebihi salju. Juga diceritakan bahwa sebenarnya mereka sama sekali tidak menyukai perang. Mereka hanya menjaga daerah teritorinya. Biasanya justru yang berada di Barat yang ingin ekspansi ke Timur sehingga mereka pun dengan sigap menjaga Tanah Air. Saya sama sekali tidak pernah mendengar beberapa sejarah yang mereka dengarkan, ataukah saya sudah terkena Propaganda Barat?

Mungkin sampai sekitar jam sembilan malam, saat semua telah terlihat mengantuk dalam perjalanan kereta santai ini, kasur pun memanggil untuk ditiduri. Saya pun menaiki kasur saya yang berada di atas sembari bersyukur karena telah dipertemukan dengan warga Rusia yang sangat terbuka dan ramah terhadap warga asing ini juga berdoa agar esok tidak kesiangan dan tertinggal pemberhentian di Kazan.

Pelabuhan Sungai Kazan

No comments:

Post a Comment

 

Most Reading