Powered by Blogger.

Kul-Syarief Mosque

Perjalanan dari Ibukota Rusia Menuju Ibukota Tatarstan (II)

Dec 11, 2014

Tersambung..

Koper besar dan tas jinjing yang lumayan besar kini masuk ke dalam salah satu bilik di gerbong kereta. Pintu baru saja dibuka sehingga masih sepi oleh penumpang. Ada sekitar sepuluh bilik di gerbong ini dengan satu buah toilet umum. Satu bilik yang ditutup oleh pintu yang dapat ditutup ini berukuran sekitar dua meter persegi. Dua kasur di bawah serta dua kasur di atas dengan nomor yang sudah tertera layaknya nomor kursi penumpang.

Tiket Kereta Api Jarak Jauh Rusia
Informasi dari tiket yang saya pegang, saya mendapatkan tempat di kasur atas. Suasana kereta bisa dibilang sangat khas dan cukup kuno. Kesannya seperti dalam nuansa perang dan kita seakan menjadi tentara yang 'terpenjara' di dalam kereta. Ada satu buah meja yang menempel di dinding ditemani jendela cukup lebar bertirai bordiran indah. Koper dan tas jinjing pun dibantu oleh senior yang masih menemani, kami taruh di bawah kasur yang bisa diangkat ternyata. Sebelum ditinggalkan oleh senior, dia memberikan secarik kertas berisi nomor teleponnya, siapa sangka nanti baterai ponselku habis dan perlu memanggilnya untuk meminta bantuan. Sekali lagi dia berpesan untuk segera menghubunginya bila telah sampai dan bertemu dengan penjemput kelak di Kazan.

Sejenak terdiam di ruang "Kupe" ini sendiri. Bersyukur karena telah bisa sampai sejauh ini, perjalanan terjauh selama hidup lebih dari dua puluh tahun di dunia ini. Mendadak seorang pria paruh baya dengan kacamata serta jenggot dan kumis yang tipis masuk ke dalam ruanganku. Dia sempat mengatakan sesuatu. Saya lupa karena tidak mengerti apa yang dia ucapkan. Dengan senyum akhirnya dia mengerti bahwa saya tidak mengerti bahasa ibunya. Saya coba menyarankan dengan bahasa Inggris namun dia tidak bisa juga. Sesaat setelah dia menaruh jaket dan tas, dia meminta saya keluar karena dia ingin berganti pakaian santai. Dengan bahasa tubuh, dia meminta saya untuk menjaga pintu di luar. Saya pun berdiri di depan pintu yang tertutup. Hingga seorang ibu yang sambil melihat tiket langsung beranjak masuk ke ruang yang saya jaga. Gerakannya sangat cepat sekali sampai saya yang ingin menahannya masuk tidak kuasa. Rasa kagetnya dan juga kagetnya pria yang di dalamlah yang membuat semua menjadi semakin jelas.

Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya kami dipersilakan masuk. Ternyata sang ibu tadi kurang nyaman bila bersama dengan lelaki apalagi yang jumlahnya lebih dari satu. Akhirnya dia pun bertukar tempat dengan orang lain di kamar sebelah. Ada kamar "Kupe" yang khusus untuk wanita atau pria saja dan ternyata kamar yang tersedia untuk saya ini termasuk yang campuran. Saya dan pria paruh baya tadi kembali bertukar senyum saja. Sampai datanglah seorang pria berbadan gemuk dan juga wanita yang menggenapkan penghuni kamar ini menjadi empat orang.

Semua orang yang tadinya memakai pakaian formal atau jaket mulai mengemasnya dan berganti pakaian santai, kecuali wanita berkulit putih bermata hijau itu. Saya yang merasa pakaian yang saya kenakan, jaket joger merah plus celana jins, sudahlah santai. Saya mulai mengemas kasur dan bantal di atas agar bisa segera digunakan. Guling tidak dapat ditemukan. Saya pun terbaring menikmati badan yang bisa kembali diluruskan sejajar dengan bumi ini. Suara pria gemuk yang belakangan hadir tadi sepertinya kumengerti, "Hey, come down here!"

Glek. Mau diapakan saya. Ternyata dengan hangatnya dia dan kedua orang lainnya mengajak saya untuk berbincang-bincang bersama. Untunglah sang pria gendut yang bekerja di bidang hukum ini mengerti bahasa Inggris, jauh lebih fasih daripada saya yang belajar tak keruan ini. Jadilah dia jembatan antara saya dan kedua orang Rusia lainnya. Tak disangka bahwa hari pertama di Rusia diisi oleh kehangatan warga lokal di bilik sempit ini. Saat saya tanya, memang mereka memiliki budaya berbincang-bincang di perjalanan panjang apalagi. Walaupun asing apalagi memang warga negara asing di sana, tak menjadi penghalang untuk turut serta meramaikan.

Berlanjut...

No comments:

Post a Comment

 

Most Reading