Powered by Blogger.

Kul-Syarief Mosque

Pemberhentian di Ibukota Tatarstan

Dec 17, 2014

Matahari masih tersipu malu menampakkan diri. Semua penumpang di bilik yang saya tempati telah terbangun. Ada yang langsung menggosok gigi juga ada yang memesan segelas teh. Ternyata hanya saya sendiri yang tidak memesan segelas teh hangat yang tersaji cantik di gelas bermotif renda-renda dari logam. Sekitar setengah jam lagi kami akan sampai ke tujuan bersama. Ya, ternyata kami semua akan turun di Kazan.

Jas formal mulai disiapkan untuk dikenakan oleh warga yang tadi malam menjadi penerjemah dan penyambung lidah saya dan kedua orang lainnya. Sedangkan dua orang lainnya juga sudah mulai mengenakan baju yang lebih hangat dan rapi. Saya sendiri tidak melakukan suatu hal yang berbeda dengan penampilan. Hanya terus menatap ke luar jendela, pemandangan yang berbeda ketimbang hijaunya sawah di Indonesia. Pohon dengan bentuk yang sama seakan tak ada habisnya menemani perjalanan. Saya pun sempat bertanya mengapa di sini rumah warga pedesaannya bisa dibilang cukup jauh satu sama lain. Tentu mereka menjawab karena di sini lahan masih luas, penduduk masih minim di daerah pedesaannya. Sebenarnya di Indonesia pun seperti itu juga keadaan beberapa daerah terpencil.

Salah satu pemandangan kota Kazan di kala mendung

Pemandangan kini berubah, bangunan tinggi mulai muncul ke hadapan. Hingga sebuah bangunan berkubah biru yang saya yakini itu adalah gambar masjid yang pernah saya temukan di laman internet setelah mengetik kata "Kazan" di kotak pencarian. Beberapa waktu kemudian kereta pun berhenti. Ternyata cukup banyak juga yang turun di kota ini. Sambil mengucap ucapan selamat jalan, salah satu warga yang tidur di bawah kasurku turut membantu mengambil tas koper seberat hampir 30 kg itu. Senyumnya mengantarkanku menginjak ibukota Tatarstan. Alhamdulillah dengan segala bentuk keterbatasan mulai dari bahasa hingga alat komunikasi yang terancam habis baterai, saya masih ditolong-Nya untuk bisa bernafas di kota ini. Kini saatnya menunggu dijemput oleh salah seorang senior yang dua hari sebelumnya saling kontak untuk berjumpa di sini.

No comments:

Post a Comment

 

Most Reading