Powered by Blogger.

Kul-Syarief Mosque

Perjalanan Pertama Kali Menuju Rusia (I)

Nov 24, 2014

Jadwal yang tertera di cetakan tiket menunjukkan masih hari esok untuk keberangkatan saya. Namun pukul yang tertera termasuk dalam dini hari sehingga saya pun sampai di bandara Soetta sebelum waktu salat Isya tiba. Memang kita menjadi menunggu cukup lama namun ini lebih menenangkan ketimbang tiba-tiba terjadi kemacetan dan terancam keterlambatan. Saya pun ditemani bapak menunggu di terminal 2. Sebelumnya kami mencari terlebih dahulu apakah maskapai penerbangan Etihad serta kode penerbangan EY471 ada di terminal ini. Awalnya tidak ditemukan kode penerbangan ini karena masih tertumpuk oleh penerbangan lain namun setelah berbeda sekitar 4 jam dari keberangkatan baru muncullah kode penerbangan ini di layar pintu masuk. Kami pun melanjutkan beristirahat di salah satu kafe donat yang juga menyediakan sofa empuk dan juga listrik untuk baterai alat-alat elektronik.

Sekitar dua setengah jam dari jadwal penerbangan saya yakni 01.45 saya pun masuk ke dalam untuk check-in. Salam perpisahan saya ucapkan kepada bapak dan teman saya Hilman yang telah jauh-jauh datang dari Riau untuk merestui kepergian saya. Kini barang-barang yang tersimpan rapi di tas koper, tas jinjing dan tas punggung ini saya bawa sendirian ke dalam. Melewati pos penjagaan pertama, ternyata petugas menemukan hal yang janggal di koper saya. Saya pun diminta membuka tas koper yang saya perkirakan seberat 30 kg itu. Persiapkanlah tas koper kita agar mudah dibuka dan ditutup kembali bila ada pengecekan seperti ini. Ternyata hal yang tampak janggal di layar petugas tadi adalah bumbu instan Indonesia yang saya taruh menumpuk di satu sudut tas. Mungkin terlihat seperti barang terlarang, hehe. Akhirnya setelah tahu bahwa itu hanya bumbu yang telah bercap halal, saya pun mengemas kembali tas koper tersebut serta berjalan menuju loket yang sesuai dengan maskapai penerbangan yang telah saya pesan sebelumnya. Cukup banyak maskapai, berjalan sekitar lima menit hingga menemukan logo emas dengan latar hitam bertuliskan Etihad. Ada enam buah loket yang terbuka. Salah dua di antaranya adalah untuk penumpang yang membayar lebih mahal dari umumnya, berbeda kelas istilahnya. Saya pun mengantri di bagian yang paling panjang antriannya, yang paling merakyat. Dari empat loket yang tersisa, hanya tiga yang bisa dipakai karena satu loket dipakai khusus untuk para jamaah haji yang menggunakan maskapai ini pula menuju Baitullah. Kebetulan keberangkatan saya pada tanggal 27 September 2014 M bertepatan dengan tanggal 3 Dzulhijjah 1435 H atau sekitar seminggu sebelum lebaran Haji.

Tumpukan Koper Jamaah Haji yang Mengantri di Salah Satu Loket
Ini masih di Indonesia namun kesannya sudah seperti di luar negeri. Antrian yang saya masuki ini dipenuhi oleh warga asing yang berbeda-beda. Ada yang berkulit putih dengan rambut beraneka warna, ada yang berjenggot panjang serta berhidung mancung, juga ada yang berkulit gelap dengan rambut yang sulit dibilang lurus. Setiap orang pun punya model pakaian yang unik. Mulai dari baju santai, formal berjas, gamis panjang serta wanita yang hanya tampak matanya saja, sampai ada yang menggunakan caping petani!

Siapa Sangka Caping Pak Tani Begitu Keren Bagi Mereka
Cukup lama memang mengantri di sini karena selain check-in juga memasukkan bagasi yang kadang setiap orang berbeda-beda permasalahannya. Sembari mengantri, saya kira penerbangan ini hanya saya seorang yang bertujuan ke Moscow dari Indonesia. Ternyata ada SMS masuk dari Mbak Raisa, seorang mahasiswi magister di Belgorod, yang sama seperti saya kode penerbangannya. Saat saya hampir sampai di depan loket, beliau mengabarkan bahwa dia masih ada di belakang. Saya pun membalas akan jumpa nanti di ruang tunggu pesawat.

Giliran saya pun tiba untuk check-in di Etihad Airways menuju Abu Dhabi lalu Moscow. Cetakan tiket dan paspor saya persiapkan untuk ditunjukkan kepada petugas. Saya pun mengangkat koper untuk ditimbang berapa beratnya. Cukup kaget juga ternyata berat koper saya total sekitar 32,8 kg. Saya pun meminta waktu sejenak untuk memindahkan beberapa barang dari koper ke tas jinjing berukuran sedang saya. Beberapa buku di dalam koper pun saya pindahkan ke tas jinjing. Setelah saya kira cukup, saya naikkan kembali koper saya dan ternyata sudah aman di bawah 30 kg. Bawaan tas jinjing saya pun menjadi semakin berat sebagai ganti pengorbanan biaya kelebihan bagasi, hehe. Kini dua tiket pesawat sudah ada di tangan secara resmi.

Segera saya menuju area pembayaran pajak bandara sebesar Rp 150.000 lalu berlanjut ke area pengecekan paspor. Hanya perlu menunjukkan paspor dan wajah cerah kita maka kita akan segera dipersilakan masuk ke gerbang ruang tunggu pesawat. Di ruang tunggu Etihad ini kita akan dibagi menjadi tiga kelompok dengan warna coretan yang diberikan oleh petugas saat masuk pertama kali. Awalnya saya tidak mengetahui apa maksudnya. Ternyata pembagian ini untuk mempermudah mobilisasi. Yang pertama kali dipersilakan masuk adalah yang berwarna merah, umumnya dimiliki oleh para orang tua dan yang memiliki kesulitan mobilisasi. Selanjutnya adalah kuning lalu hijau yang dimiliki oleh saya.

Berlanjut...

No comments:

Post a Comment

 

Most Reading